Berlokasi di Griya Dhuwung, Desa Beton, Kecamatan Siman, puluhan pusaka mengikuti tradisi yang digelar setahun dua kali itu.
Tak hanya dari Ponorogo, sejumlah pusaka dari berbagai daerah juga turut di jamas dengan ritual warisan leluhur itu, seperti dari Banyuwangi, Jember, Sidoarjo hingga Surabaya.
Kang PaySu, pemilik Griya Dhuwung mengatakan, tradisi Tumpak Landep ini terdiri dari berbagai tahapan yang dimulai hari Jum'at kemarin hingga Sabtu siang. Digelar setahun dua kali di wuku Landep.
"Rangkaian acara pada hari Jum'at mulai ziarah ke makam leluhur Ponorogo dilanjutkan kenduri atau selamatan. Dilanjutkan malamnya Macapatan,"katanya.
Kegiatan, lanjut Kang Paysu yang juga ahli mewarangi pusaka itu, pada hari Sabtu digelar jamasan pusaka dan diakhiri larungan yang diiringi Reog tua.
"Kita berharap dengan jamasan ini, dapat membersihkan diri dari hal hal yang tidak baik pada pusaka hingga pemiliknya. Dna tradisi ini terus kita lestarikan,"paparnya.
Tradisi Tumpak Landep ini juga ditampilkan kesenian Reog tua dengan pembarong legendaris, mbah Wondo dan Mbah Wandi dan sejumlah pelestari budaya Ponorogo lainnya.(dd)
Posting Komentar