KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PONOROGO GELAR MITIGASI RISIKO DAN SHARING KNOWLEDGE

Ponorogo,sinarpos — Kantor Pertanahan Kabupaten Ponorogo pada Rabu, 19 November 2025, melaksanakan kegiatan Mitigasi Risiko dan Sharing Knowledge yang bertempat di Ruang Seksi Penataan dan Pemberdayaan (PHP). Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Ponorogo, Bapak Ferri Saragih, S.SiT., M.H., dan diikuti oleh seluruh jajaran pegawai.

Dalam arahannya, Bapak Ferri Saragih menekankan bahwa mitigasi risiko merupakan langkah strategis yang harus diterapkan secara konsisten untuk menjaga kualitas layanan pertanahan. Penerapan mitigasi risiko juga menjadi bagian penting dalam memastikan seluruh proses kerja berjalan sesuai standar operasional serta mengurangi potensi terjadinya hambatan dalam pelayanan.

Beliau juga menegaskan pentingnya budaya berbagi pengetahuan (sharing knowledge) sebagai upaya memperkuat kompetensi pegawai. Menurutnya, transfer ilmu dan pengalaman antarseksi maupun antarpersonel sangat diperlukan untuk mewujudkan lingkungan kerja yang adaptif, kolaboratif, dan siap menghadapi dinamika pelayanan pertanahan.

Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman pegawai terhadap risiko-risiko potensial dalam penyelenggaraan layanan pertanahan sekaligus memperkuat koordinasi internal agar pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan lebih efektif, akuntabel, dan sesuai prinsip pelayanan prima.

Dalam wawancara setelah kegiatan, Bapak Ferri Saragih menjelaskan bahwa mitigasi risiko bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga bagian dari penguatan budaya kerja.

“Mitigasi risiko itu pada dasarnya adalah bentuk kesiapan kita. Tidak hanya mengidentifikasi potensi hambatan, tetapi juga memastikan setiap pegawai memahami langkah antisipasi yang harus dilakukan. Ini penting agar layanan kepada masyarakat tetap stabil, berkualitas, dan bebas dari kesalahan prosedur,” ujar beliau.

Ferri Saragih juga menambahkan bahwa sharing knowledge harus menjadi rutinitas di lingkungan kantor.

“Saya selalu mendorong agar pegawai tidak bekerja secara terkotak-kotak. Pengalaman dan praktik terbaik dari satu bagian harus dibagikan ke bagian lain. Dengan begitu, kompetensi kita meningkat secara merata dan pelayanan akan semakin cepat serta akurat,” pungkasnya. (her/dd)

0/Post a Comment/Comments

Dibaca