Ciputat Timur, Tangerang Selatan -sinarpos– Dosen dan mahasiswa STIE Ganesha melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Pengelolaan Hewan Kurban yang Baik dan Sehat” pada hari Sabtu, 15 Juni 2024, di Masjid Baiturrahman. Salah satu materi utama disampaikan oleh Farhat Abas, SE., MM., Dosen S1 Manajemen STIE Ganesha, yang menjelaskan langkah-langkah praktis dalam pengelolaan hewan kurban berdasarkan standar agama dan kesehatan.
Farhat Abas memulai dengan menekankan pentingnya perayaan Idul Adha sebagai momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Penyembelihan hewan kurban dilakukan sebagai bentuk ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
'Untuk itu, pengelolaan hewan kurban yang baik, halal, dan thayyib (baik dan higienis) menjadi krusial untuk memastikan bahwa ibadah ini tidak hanya memenuhi syariat Islam, tetapi juga memberikan manfaat maksimal bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat penerima daging kurban,"katanya.
Pemilihan hewan kurban, lanjutnya adalah langkah pertama yang sangat penting. Farhat menekankan bahwa hewan yang dipilih harus memenuhi syarat kesehatan dan usia. Untuk kambing atau domba, hewan harus minimal berumur satu tahun, sementara sapi harus minimal berumur dua tahun.
'Hewan juga harus bebas dari cacat fisik seperti buta, pincang, sangat kurus, atau sakit. Hewan yang sehat tidak hanya memastikan kehalalan kurban, tetapi juga kualitas daging yang akan didistribusikan,"terangnya.
Sebelum penyembelihan, beberapa persiapan perlu dilakukan. Hewan harus diperlakukan dengan baik dan tidak disiksa. Lokasi penyembelihan harus bersih dan higienis untuk mencegah kontaminasi daging. Peralatan penyembelihan juga harus tajam dan bersih untuk memastikan penyembelihan cepat dan mengurangi penderitaan hewan.
'Proses penyembelihan harus dilakukan sesuai dengan syariat Islam. Penyembelihan dilakukan oleh seorang Muslim yang berakal dan memahami tata cara penyembelihan. Hewan harus dihadapkan ke arah kiblat, dan doa basmalah serta takbir dibacakan sebelum penyembelihan. Teknik penyembelihan yang tepat, yaitu memotong tiga saluran utama (trakea, esofagus, dan dua arteri karotis) secara cepat dan tepat, sangat penting untuk mengurangi penderitaan hewan,'paparnya lebih lanjut.
Setelah penyembelihan, daging kurban harus segera didinginkan untuk mencegah pembusukan. Pengemasan menggunakan bahan yang bersih dan aman bagi kesehatan, serta penyimpanan yang baik, sangat penting untuk menjaga kualitas daging sampai didistribusikan.
Distribusi daging kurban dilakukan dengan adil dan tepat sasaran. Prioritas penerima adalah fakir miskin, tetangga, dan kerabat. Pembagian dilakukan seimbang dan tidak menyebabkan kerumunan, untuk memastikan setiap orang mendapatkan bagian yang sesuai.
Farhat juga menekankan pentingnya edukasi kepada panitia kurban dan masyarakat mengenai pengelolaan hewan kurban yang halal dan thayyib. Pelatihan praktis tentang teknik penyembelihan sesuai syariat dan standar kesehatan, serta penyuluhan mengenai pentingnya kebersihan dan kesehatan dalam proses pengelolaan kurban, sangat diperlukan.
'Pengelolaan hewan kurban yang halal dan thayyib membutuhkan perencanaan dan pelaksanaan yang teliti. Dari pemilihan hewan, persiapan penyembelihan, proses penyembelihan, hingga distribusi daging, setiap langkah harus dilakukan dengan memperhatikan syariat dan kesehatan. Edukasi dan pelatihan yang memadai akan membantu memastikan bahwa semua pihak yang terlibat memahami pentingnya praktik yang baik ini. Dengan demikian, ibadah kurban tidak hanya menjadi bentuk ketaatan kepada Allah SWT tetapi juga sarana untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat,"pungkasnya.(as/dd)
Posting Komentar