Ponorogo, sinarpos – Kualitas pelayanan di RSUD “Hospitel” Bantarangin Ponorogo terus meningkat seiring adanya dukungan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Tahun ini, rumah sakit pelat merah tersebut menerima suntikan anggaran senilai Rp6 miliar yang dimanfaatkan untuk pengadaan alat kesehatan prioritas dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).
Direktur RSUD Bantarangin, Enggar Tri Adji Sambodo, mengatakan, pemanfaatan DBHCHT tahun anggaran 2025 difokuskan pada pengadaan dua unit ventilator baru untuk ruang Intensive Care Unit (ICU). Langkah itu dilakukan guna memenuhi standar ketersediaan alat kesehatan sesuai ketentuan BPJS Kesehatan.
“Untuk memenuhi dekredensialing BPJS, kami harus memiliki minimal 75 persen ventilator dibanding jumlah tempat tidur di ICU. Sebelumnya kami hanya punya satu ventilator,” jelas Enggar, Jumat (15/8/2025).
BPJS Kesehatan melakukan proses dekredensialing sebagai penilaian ulang rumah sakit agar tetap memenuhi standar pelayanan, sarana, prasarana, serta kompetensi SDM. Selain pengadaan alat, RSUD Bantarangin juga mengalokasikan DBHCHT untuk peningkatan kemampuan tenaga medis.
“Bulan Oktober nanti, dua perawat dari ruang operasi (OKA) akan kami kirim mengikuti pelatihan bersertifikat. Meski sudah berpengalaman, pelatihan tambahan ini penting untuk meningkatkan kompetensi,” tambahnya.
Enggar menegaskan, seluruh pemanfaatan DBHCHT dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebagian dana digunakan untuk pengadaan obat-obatan serta bahan medis habis pakai.
Menurutnya, DBHCHT menjadi salah satu penopang penting dalam pengembangan RSUD Bantarangin. Tahun sebelumnya, dana serupa telah membantu proses akreditasi serta pengadaan sejumlah peralatan medis.
“Kalau tahun lalu tidak dapat DBHCHT, mungkin kami belum bisa akreditasi. Prosesnya panjang, dari peresmian November, pengumuman status utama Maret, hingga kerja sama dengan BPJS pada Juli. Semua itu bisa tercapai berkat dukungan DBHCHT,” pungkas Enggar.(adv/dd)
Posting Komentar